Perilaku tumbuhan ataupun hewan membuat merenung dan berinspirasi. Perilaku binatang yang cerdas dapat mengambil manfaatnya untuk memperlancar dan mengakselerasi tujuan kemaslahatan. Manusia tidak dapat berlari secepat cheetah Afrika, 110 km/jam, manusia tidak sekuat gajah dalam merobohkan pohon, dan manusia tidak dapat membuat sarang seindah burung manyar, dan lainnya. Fenomena ini yang sering memaksa manusia untuk berfikir keras membuat sebuah kecerdasan tiruan (artificial) dari binatang-binatang itu, walaupun tidak sama persis. Tiruan adalah bukan asli dan tiruan adalah tidak sama dengan yang asli, tetapi manusia harus merasa tertantang dan membutuhkan.

Artificial Intelligence (AI) adalah kecerdasan tiruan atau kecerdasan buatan, dengan mengadopsi kecerdasan yang ada pada binatang atau pada apapun yang ada di sekitar kita.(Imam Robandi, Semangat Tanpa Batas, 188), Dalam QS Al-Fil 1-5. dijelaskan:
“Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?”
“Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Ka’bah) itu sia-sia?”
“Dan Dia mengirimkan kapada mereka burung yang berbondong-bondong,”
“Yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar,”
“sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat)_.”
Bagaimana binatang-binatang ini memberikan pelajaran bagi manusia untuk mempelajari dan menggali ilmu bagi kemaslahatan hidupnya.

Dr. H. Nur Ahmad G. MA
Ketua BPH RS PKU Kotagede Yogyakarta
Home care Home visit Rapid Antigen Daftar Via WA no. 0895367511128
Wakaf Infaq Taawun rek BNI Syariah no.427.0506485297 kode bank 427